Pertanyaan: Oleh karena ada begitu banyak keluarga yang disfungsional di dunia ini dimana orang tua dan anak-anak tidak memiliki ikatan bathin yang baik, sepertinya kita semua direinkarnasi bersama-sama atas dasar pilihan Pasukan-Pasukan Pelahiran dan bukannya atas pilihan sendiri. Lagi pula, siapa yang ingin dilahirkan dari orang tua yang suka menganiaya, mengambil jarak, dan bangkrut secara perasaan? Tak ada satupun. Maka, para Pasukan Pelahiran pastilah mengatur inkarnasi-inkarnasi keluarga ini untuk mengajari pelajaran-pelajaran yang simultan kepada setiap diri kita dan/atau menguji kita. Lagi pula, keberadaan ini adalah sebuah ujian, benarkah demikian?Penjelasan para alien Zeta Pengabdi-Kebaikan:
Telah kami jelaskan bahwa, bagi jiwa-jiwa yang belum matang, para Ruh Pembimbing mendiktekan kondisi-kondisi hidup suatu inkarnasi, sedangkan jiwa yang belum matang itu memberi input yang sangat kecil.
Telah kami nyatakan bahwa pengalaman-pengalaman Meraga Sukma tidak didorong untuk dilakukan, karena dianggap kelakuan mangkir dari sekolah, dengan jiwa-jiwa berusia muda (secara spiritual) yang meraga sukma itu dikembalikan ke inkarnasi mereka.Telah kami nyatakan bahwa jenis pemonitoran atau pemaksaan ini oleh para Ruh Pembimbing dilakukan, pada dasarnya, dengan pemaksaan kehendak. Akan tetapi, dapatkah ruh-ruh muda itu memberontak dan menolak? Apa yang akan terjadi pada situasi-situasi semacam itu?
Telah kami nyatakan bahwa Dewan Alam Semesta Ini mengandalkan kekangan-kekangan fisik untuk mengendalikan jiwa-jiwa yang Mengabdi-Ego, dengan menggunakan sebuah zat yang hanya dapat dikendalikan oleh para entitas bertingkat sangat tinggi. Zat ini memblokir kandungan ruh agar tidak berpindah-pindah kesana-kemari, jika perlu--suatu jenis pemenjaraan.
Ruh-ruh Pengabdi-Ego selalu menantang para Ruh Pembimbing mereka, sebagaimana para remaja terhadap orang tua mereka, menguji kesabaran orang tua mereka. Namun, kemudian, mereka mendapati kekangan jenis ini--yaitu dipaksa untuk tetap berada dalam inkarnasi mereka atau memulai inkarnasi baru[Pelajaran Yang Akan Diterima di Bumi Telah di Jelaskan di Alam Ruh]
--sehingga menyadari bahwa protes-protes mereka itu tak berguna.
Pelajaran-pelajaran yang akan dipelajari selama inkarnasi mendatang sudah jelas bagi para Ruh Pembimbing, dan telah dijelaskan sepenuhnya kepada si ruh yang belum matang itu. Sering kali pelajaran ke depan adalah pengulangan-pengulangan dari pelajaran di masa lalu yang masih membelenggu, sehingga si ruh muda tidak membuat banyak perkembangan dalam hal ini.
Kami menggunakan kata "pelajaran," karena Bumi, sebagaimana pengalaman di alam-alam Densitas ke-3 lainnya, adalah sebuah rumah sekolah bagi ruh-ruh muda, dan belajar di sekolah dirujuk sebagai pelajaran-pelajaran.
Namun ini tidak sama dengan menghafal dan mengucapkan kembali apa yang diharapkan telah dihafal. Pelajaran ini juga tidak sama dengan menyelesaikan teka-teki, atau belajar mekanisme untuk menyelesaikan teka-teki, ilmu ataupun mekanisme matematika, sehingga si ruh memahami mesin pembakar, misalnya, dan dapat menerapkan konsep-konsep ini di situasi-situasi masa depan.
Mendapatkan pengetahuan mendalam tentang cara kerja Alam Semesta, tentu saja, merupakan produk dari keadaan diinkarnasi, namun pelajaran-pelajaran di alam Densitas ke-3 pada utamanya adalah pertumbuhan jiwa/ruh dalam cara bagaimana ia memposisikan dirinya terhadap ruh-ruh/jiwa-jiwa lainnya. Ruh muda melakukannya dengan bermigrasi ke arah Mengabdi-Kebaikan atau Mengabdi-Ego, melalui serangkaian keputusan yang didukung oleh tindakan yang dilakukan. Dengan adanya hal-hal itu, para Ruh Pembimbing dapat memaksa terjadinya suatu inkarnasi.Dalam hal interaksi dengan entitas-entitas lain merupakan ketetapan utama yang harus dibuat di alam Densitas ke-3, bagaimana lingkungan-lingkungan inkarnasi ditetapkan?
Kaya atau miskin, kuat dan sehat atau sakit dan cacat, cerdas atau terbelakang, dengan kesempatan-kesempatan dan kebebasan-kebebasan atau dalam setting yang membatasi, dan dengan keluarga yang mendukung atau dalam setting penuh penolakan dan kekejaman - bagaimana dan mengapa suatu setting hidup tertentu dipilih bagi ruh muda?
Sebuah alasan yang nyata adalah untuk mengajari si ruh muda tentang empati atau menguji kesediaannya untuk mengorbankan diri dari rasa empatinya. Empati paling baik dipelajari dengan berada dalam posisi untuk mengalami ketertekanan, sehingga dalam kehidupan masa depan orang dapat mengenali situasi yang dialami orang lain, dan dapat memutuskan untuk bertindak atau tidak bertindak.
Oleh karena tujuannya adalah untuk memungkinkan ruh muda membuat keputusan-keputusan, dan, dengan demikian, mengambil tindakan, setting hidup ini paling baik dilakukan secara siklus, dengan suatu kehidupan yagn mengalami suatu jenis rasa sakit atau batasan yang berganti-ganti dengan suatu kehidupan dimana ada kesempatan untuk membantu orang-orang dalam setting hidup semacam itu.[Apa Sesungguhnya Pelajaran Yang Harus Dipetik?]
Tergantung pada kecondongan spritual ruh, pelajaran-pelajaran akan bergerak ke arah yang akan memberi kesempatan-kesempatan yang lebih besar untuk mengorbankan diri jika ia Mengabdi-Kebaikan, atau untuk konflik dengan para oportunis lain jika ia Mengabdi-Ego.
Pengabdi-Ego bukan sekedar tentang kenikmatan egois, melainkan kesadaran bahwa hidup bersama orang-orang lain yang sejalan akan memerlukan suatu jenis kerjasama, pendirian ordo kekuasaan, dan hidup dengan konsekuensi-konsekuensi dari penghambur-hamburan sumber-sumber daya dalam fokus mencari kesenangan yang tidak dimitigasi.
Pengabdi-Kebaikan juga condong untuk mempercayai mereka yang satu pikiran, untuk menerima serta memberi bantuan, serta belajar tentang konsekuensi-konsekuensi dari pemberian yang tak dimitigasi yang tidak mempertimbangkan kebutuhan untuk kelangsungan diri sendiri.[Pelajaran Untuk Lulus/Naik Tingkat Spiritual Ke Densitas ke-4]
Kedua orientasi spiritual itu tengah belajar tentang akan seperti apa kehidupan mereka kelak di alam Densitas ke-4, dimana orientasi-orientasi spiritual dipisah.
Ruh-ruh akan dipilah-pilah berdasarkan orientasi spiritual mereka, dengan para Pengabdi-Ego dikirim ke alam-alam koloni penjara, sedangan para Pengabdi-Kebaikan diinkarnasi di komunitas-komunitas high-tech dimana seluruh entitas mempedulikan kebaikan bersama dan Aturan Emas berkuasa, dan, pada utamanya, ruh-ruh ini telah dibiasakan untuk mengantisipasi setting hidup yang sedang mereka tuju sekarang.[Transformsai Bumi Membongkar Polarisasi]
Telah kami nyatakan bahwa menuju Transformasi, setting keluarga atau komunitas untuk suatu inkarnasi dipilih untuk pembongkaran terhadap polarisasi yang akan diekspektasi selama hari-hari terakhir.
Polarisasi orientasi-orientasi spiritual ini menyajikan sebuah pelajaran yang berjenis interaksi yang dapat diekspektasi di alam Densitas ke-4, dimana mereka yang Mengabdi-Kebaikan akan bertemu dengan mereka yang Mengabdi-Ego hanya di setting hidup yang dikendalikan dengan ketat dan dalam parameter-parameter yang membatasi.
(Contohnya di AS) Partai Demokrat dan Partai Republik sekarang ini saling bertemu, dengan tereksposnya pihak-pihak yang nyata-nyata condong terhadap kepentingan rakyat jelata atau condong pada kepentingan para elit dengan represi kejam terhadap rakyat jelata Namun belalai-belalai dimana falsafah-falsafah ini bentrok ada banyak, kesempatan-kesempatan untuk bertemu ada banyak. Di alam Densitas ke-4 yang Mengabdi-Ego, pertempuran-pertempurannya lebih keras, namun setting-settingnya dikendalikan dengan ketat dan dibatasi (oleh Dewan Alam Semesta Ini).
Untuk mempersiapkan para ruh muda terhadap pertemuan-pertemuan ini, mereka akan mendapat setting hidup yang sangat terpolarisasi. Dan, untuk pertemuan-pertemuan kelak di alam Densitas ke-4, setting keluarga boleh jadi terdiri dari ruh-ruh yang sangat Mengabdi-Kebaikan dan ruh-ruh yang sangat Mengabdi-Ego dalam satu keluarga yang sama di alam Densitas ke-3 di bumi sekarang.
Tidak pernah ada keraguan, di dalam keluarga itu, mengenai fokus dari para anggota keluarga yang sangat terpolarisasi itu. Tergantung seberapa aktifnya ruh individu, jenis-jenis pertemuan ini dapat terjadi dalam setting komunitas atau negara. Demikian pula halnya dengan pemikiran ke depan para Ruh Pembimbing mengenai bagaimana inkarnasi-inkarnasi mungkin dapat membantu dalam mengatur pertemuan-pertemuan ini.