[Artikel ini telah direvisi dan disesuaikan dengan link-link baru, karena beberapa link sebelumnya mati.]
Era Pergeseran Kutub terjadi setiap sekitar 3600 tahun karena setiap kurun waktu itulah orbit Planet X/Nibiru tiba dekat orbit Bumi, sebagaimana tercatat dalam peninggalan peradaban Sumer.
Era Pergeseran Kutub terjadi setiap sekitar 3600 tahun karena setiap kurun waktu itulah orbit Planet X/Nibiru tiba dekat orbit Bumi, sebagaimana tercatat dalam peninggalan peradaban Sumer.
Planet X/Nibiru lah yang menyebabkan terjadinya peristiwa Pergeseran Kutub. [Baca juga: Si Bintang Merah, Planet Ke-12]
Ini bisa lebih jelas diketahui dari penemuan geologis di tahun 1905 brupa puing-puing peradaban Andes kuno di Lembah Supe, Lima, Peru. Tapi baru di tahun 2001 usia peradaban tersebut bisa ditentukan, yaitu sekitar 3600-3800 tahun, yang kepunahannya disebabkan oleh Bencana Perubahan Iklim dahsyat. [Baca juga: Bayi Mammoth Beku]
Wilayah Lembah Supe berada di zona tumbukan antara Lempeng Nazca dengan Lempeng Amerika Selatan. Dokumentasi faktanya dilakukan oleh The National Academy of Sciences Universidad Nacional Mayor de San Marcos.
Fakta bahwa peradaban tersebut berawal sejak 2600 tahun Sebelum Masehi, merupakan temuan yang menakjubkan karena merubah asumsi-asumsi para ilmuwan tentang perkembangan peradaban awal di pegunungan Andes. Menurut arkeolog Daniel H. Sandweiss dari University of Maine, kepunahan peradaban itu juga karena kondisi teknologi saat itu yang belum dapat memperkirakan kondisi-kondisi berdekade-dekade ke depan. Temuan historis tersebut dilaporkan oleh environmental graffiti.Temuan-temuan lain semacam itu berasal dari waktu-waktu dengan kisaran atau kelipatan waktu 3600 tahun yang lalu, era Eksodus Bangsa Yahudi, yang dipimpin oleh Nabi Musa.
Ini berarti bumi kita sekarang telah tiba pada siklus 3600an tahun--era Planet Nibiru/Pergeseran Kutub. Berikut laporannya.3600an Tahun Yang Lalu di Peru
Sumber: ZetaTalk Newsletter Edisi 117
Kepunahan Peradaban Supe: Sekitar 3600-3800 Tahun Yang Lalu
Temuan
atas puing-puing peradaban kuno bangsa Amerika Latin di Pegunungan
Andes, tepatnya di Lembah Supe, menunjukkan bukti-bukti pemunahan
peradaban tersebut akibat perubahan iklim yang cepat sekali serta sangat
merusak di Peru 3800 tahun yang lalu. Peradaban tersebut runtuh akibat
gempa bumi dan banjir bah dahsyat. Dikutip dari Science Daily, kepunahan
peradaban tersebut terjadi sekitar 3600 tahun yang lalu.
Earthquakes, El Ninos Fatal To Earliest Civilization In Americas: Jan. 19, 2009 — First came the earthquakes, then the torrential rains. But the relentless march of sand across once fertile fields and bays, a process set in motion by the quakes and flooding, is probably what did in America's earliest civilization. ... The Supe seemed to thrive in the valley for about 2,000 years. But around 3,600 years ago, an enormous earthquake -- Moseley estimates its magnitude at 8 or higher -- or series of earthquakes struck Caral and a nearby coastal settlement, Aspero, the archaeologist found. With two major plates scraping together not far offshore, the region remains one of the most seismically active in the world.[Science Daily]
Image Credit: Nestor Paredes (through environmental graffiti)
Bencana-Bencana Alam Membuat Kiamat Peradaban Awal 9 Januari 2009 http://m.apnews.com/ap/db_7731/contentdetail.htm?contentguid=fJCoiaSe
First South American Civilisation Wiped Out by Earthquake (environmental graffiti) About 3,800 years ago, residents of Supe Valley in Peru’s coastal desert, 120 miles north of Lima, had just created a flourishing society complete with tall pyramids (thousands of years before the Maya). They were fishing and growing cotton and vegetables, when disaster struck and the forces of nature wiped them out. Just like that. Earthquakes coupled with heavy rains destroyed their farmland and fishing grounds, and despite efforts to rebuild it 200 years later, the civilization never regained its splendour and importance.
Caral, about 12 miles inland, was the best known city with a 100-foot tall pyramid called Piramide Mayor. The city was discovered by archeologists in 1905 but was only dated properly in 2001, when radiocarbon dating of reed fibers from woven bags provided clues. The astonishing find – that this was a civilization started as early as 2600 BC – completely changed scientists’ assumptions about the development of early Andean civilization. Archaeologist Ruth Shady Solis of Lima’s Universidad Nacional Mayor de San Marcos even believes that Caral is a potential “mother city” in the Americas.
Apakah Eksodus Bangsa Israel (Kaum Nabi Musa) Sekitar 3600 Tahun Yang Lalu?
Temuan-temuan di Mesir yang diperkirakan berasal dari era Nabi Musa menunjukkan waktu antara 1200-1500 Sebelum Masehi, atau sekitar 3200-3500an tahun yang lalu.
Temuan ini berupa mumi Raja Merneptah, yang, menurut beberapa arkeolog, berkuasa di Mesir di jaman Nabi Musa, dengan usia kerajaan antara 1570-1070 Sebelum Masehi. [Baca juga di Merneptah atau Pharaohs In the Bible]Meskipun ada perbedaan-perbedaan perhitungan waktu tersebut antara satu pakar dengan arkeolog lainnya, semuanya menunjukkan kisaran waktu 3200 tahun atau lebih yang lalu.
Sedangkan Immanuel Velikovsky, yang rajin dan detil mendokumentasikan bencana-bencana alam dahsyat di jaman dahulu, menyatakan sekitar 3600 tahun yang lalu.
Imannuel Velikovsky, yang mendokumentasikan temuan-temuan
tak hanya dari para geolog dan arkeolog tapi juga dari
penuturan-penuturan kuno, menyatakan bahwa era eksodus bangsa Yahudi-nya
Nabi Musa terjadi sekitar 3600 tahun yang lalu.
Ia menunjukkan bukti-buktinya, yang salah satunya, berupa papyrus bangsa Mesir, Ipuwer, yang disimpan di museum Leiden, Belanda. Papyrus tersebut menceritakan tentang hal-hal yang serupa dengan penuturan dalam Injil.
...air sungai Nil yang berubah warna menjadi merah darah, air-airnya tak lagi bisa diminum, hewan-hewan yang mati, langit menjadi gelap, kebakaran-kebakaran, gempa-gempa bumi, rakyat Mesir yang kelaparan serta miskin....
Ia juga menunjukkan bukti-bukti dari para geolog lain bahwa, di kala eksodus itu, Gn. Santorini, Yunani, dan serangkaian gunung berapi lainnya meletus dengan dahsyatnya--lebih dahsyat dari Gn. Krakatau 1883--selama eksodus tersebut.
Ini semua ia tulis dalam bukunya "Ages In Chaos Volume I From The Exodus To King Akhnaton."Dan berikut laporan dari ZetaTalk, disertai penjelasan dari para alien Zeta [di bagian yang tertulis "Zetatalk"] mengenai hal ini.[Untuk ringkasannya bisa dipelajari dari situs: Pesach at ou.org.
Bukti-Bukti Bersejarah Pergeseran Kutub
Terjemahan bebas: ZetaTalk Newsletter Edisi 117
Ini
hanyalah bukti geologis dan ilmiah terkini atas terjadinya Pergeseran
Kutub 3600 tahun yang lalu, yaitu selama Jaman Hijrah Bangsa Yahudi.
Penelitian-penelitian ilmuwan Immanuel Velikovsky tentang apa yang tertulis dalam geologi bumi juga menemukan bahwa bencana alam dahsyat terjadi sekitar 3600 tahun yang lalu. Dalam bukunya Earth in Upheaval, ia mendokumentasikan banyak sekali dari temuan-temuan ilmiahnya.
Penelitian-penelitian ilmuwan Immanuel Velikovsky tentang apa yang tertulis dalam geologi bumi juga menemukan bahwa bencana alam dahsyat terjadi sekitar 3600 tahun yang lalu. Dalam bukunya Earth in Upheaval, ia mendokumentasikan banyak sekali dari temuan-temuan ilmiahnya.
Di antaranya adalah perubahan-perubahan pada sungai-sungai dan danau-danau di benua Amerika Utara.
Earth in Upheaval by Emanuel Velikovsky, Times and Dates, halaman 202-203
(Terjemahan bebas) Penelitian seksama oleh W.A. Johnston terhadap Sungai Niagara bed mengungkapkan bahwa kanal yang sekarang ini, telah terputus oleh air terjun sekitar 4000 tahun yang lalu. Penelitian yang sama mendetilnya terhadap delta Sungai Bear oleh Hanson menunjukkan bahwa usia delta ini adalah 3600 tahun. Penelitian oleh Claude Jones terhadap danau-danau di Great Basin menunjukkan bahwa danau-danau ini, juga sisa-sisa danau-danau glasial yang lebih besar, telah ada sekitar 3500 tahun. Gales mendapatkan hasil yang sama dari Danau Owen di Kalifornia, serta Van Winkle terhadap danau-danau Abert dan Summer di Oregon.
Penelitian-penelitian
ilmiah secara konsisten menunjukkan bahwa ketinggian muka lautan-lautan
di dunia anjlok sebanyak 5,5-6 meter di seluruh dunia, sekitar 3600
tahun yang lalu.
Oleh karena air laut dalam jumlah sebanyak itu tak mungkin lenyap atau menguap begitu saja, dengan tiba-tiba, maka penyebabnya pastilah suatu perubahan geologis.
Oleh karena air laut dalam jumlah sebanyak itu tak mungkin lenyap atau menguap begitu saja, dengan tiba-tiba, maka penyebabnya pastilah suatu perubahan geologis.
Mungkin retakan-retakan di laut melebar dan semakin dalam. Mungkin juga ada daratan luas yang muncul ke permukaan laut. Penyebabnya tak diketahui namun faktanya didokumentasikan dengan baik. [Baca juga: Banjir Bah Era Nabi Nuh]
Earth in Upheaval by Emanuel Velikovsky: Dropped Ocean Level, halaman 181-183: [terjemahan bebas] R.A. Daly mengamati bahwa di begitu banyak tempat di seluruh dunia, terdapat kemunculan garis pantai sedalam 18-20 kaki (5,5-6 meter) yang seragam. Di barat daya Samudera Pasifik, di pulau-pulau yang masuk Kep. Samoa tapi tersebar sekitar dua ratus mil (321 km), kemunculan yang sama juga terbukti. Hampir setengah dari bumi ini, di St. Helena di Atlantik Selatan, lavanya terputus oleh gua-gua kering di bawah laut, yaitu lantai-lantai yang tertutup oleh batu-batu kerikil yang sudah lapuk oleh air, namun berdebu karena tak tersentuh ombak. Kemunculannya di situ juga 20 kaki (6 meter).
Di gua-gua dan pantai-pantai Cape of Good juga membuktikan kemunculannya yang sekarang dan kurang lebih seragam hingga 20 kaki. Teras-teras laut, yang mengindikasikan kemunculan yang serupa, ditemukan di sepanjang pantai Atlantik, dari New York hingga Teluk Meksiko, setidaknya 1000 mil di sepanjang pantai bagian timur Australia, di sepanjang pantai-pantai Brazil, barat daya Afrika, dan banyak pulau di Samudera Pasifik, Samudera Atlantik, dan Samudera Hindia. Kemunculan itu terbaru serta dengan urutan kekuatan yang sama. Menilai dari kondisi pantai-pantai, teras-teras, dan gua-gua, kemunculan itu sepertinya telah terjadi secara bersamaan pada setiap pantai.
Menurut hemat Daly, penyebabnya terletak pada pengamblesan ketinggian permukaan seluruh perairan di bumi. Atau, menurutnya, bisa jadi itu terjadi karena telah bertambah dalamnya lautan atau karena adanya pertambahan air laut di area-area itu. Yang terutama menarik adalah masa perubahan itu. Daly memperkirakan bahwa penganjlokan tiba-tiba pada ketinggian muka laut telah terjadi sekitar 3000 - 4000 tahun yang lalu.Para Ilmuwan Mempertanyakan Teori Konvensional Ketinggian Laut
http://www.jrmooneyham.com/lostcv4ref.html, 3 Desember 1999: [Terjemahan bebas] Para ilmuwan Australia mengatakan mereka telah menemukan bukti adanya perubahan yang sangat cepat pada ketinggian muka laut serta penganjlokan yang dramatis pada ketinggian tersebut baru-baru ini -- yang, secara langsung, mempertanyakan ilmu pengetahuan/kearifan konvensional sekarang ini.
Dr Robert Baker dari University of New England, di New South Wales country town of Armidale, telah menemukan rahasia-rahasia pelapisan cacing pada bebatuan yang pernah terbenam air laut untuk menggoyahkan teori mapan bahwa ketinggian muka air laut selama ini sama saja.
Baker bersikukuh bahwa ketinggian muka air laut selama ini tak tetap sejak jaman es, sebagaimana yang umumnya diyakini. Baker dan para koleganya di New England University mengatakan bahwa ketinggian muka air laut mungkin telah anjlok dengan cepat 3500 tahun yang lalu, sebanyak satu meter hanya dalam 10-50 tahun.
Para
Zeta sangat menghargai karya-karya Immanuel Velikovsky. Namun
hasil-hasil kerja Velikovsky dinihilkan oleh mereka yang menganggap
konsep bencana alam dahsyat yang akan terjadi selama masa hidup mereka
menjadi terlalu mengerikan untuk direnungkan; maka, Velikovsky difitnah.
ZetaTalk Velikovsky 8/15/1995:
Immanuel Velikovsky adalah seorang jenius yang setara dengan Einstein, fakta yang jarang disebut-sebut para pemfitnahnya. Baik dirinya maupun Einstein adalah Anak-Anak Bintang (Star Children), dan keduanya adalah sohib yang senang berdebat dengan penuh persahabatan dalam topik-topik yang hanya bisa dilakukan oleh dua orang jenius.
Misi Velikovsky adalah untuk menyetel pemikiran manusia tentang bencana-bencana alam periodik yang telah sedemikian dramatisnya meninggalkan jejak di bumi dan sejarah manusia.
Seperti Einstein, ia dicaci maki karena menyajikan apa yang tak ingin dipikirkan kebanyakan orang, yaitu kabar buruk.
Gunung-gunung sudah jelas terlontar ke langit akibat tekanan ekstrim, puing-puing peradaban besar akibat kematian tanpa alasan, bangkai-bangkai gajah purba sehat yang membeku mendadak tanpa bukti penyebab kematian -- semua ini ditempel saja di dinding (penelitian-pen.) dan tak ditangani.
Penelitian ke wilayah asing jarang menghasilkan kesimpulan penuh yang pasti. Teori-teori yang berbasiskan teori-teori tak memiliki dasar yang kuat. Kalau ada teori itu yang terbukti, dalam kondisi-kondisi itu, maka itu sebuah keajaiban.
Maka, beberapa teori Velikovsky tentang penyebab tabrakan meteor yang terbang dekat bumi tak berdasar. Kalau Planet Venus dibuat kacau orbitnya setelah sebuah pergeseran kutub terbaru, maka gejolak-gejolak bumi disebabkan oleh lewatnya Planet Ke-12 -- bahan utama dalam ramuan itu.
Tak seperti teori relativitas Einstein, teori-teori Velikovsky tak bisa dibuktikan secara efektif hingga sang Bintang Merah, Planet Ke-12, kembali menyerang Tata Surya ini.
Sayangnya, mereka yang tak bersedia mendengarkan Velikovsky ataupun merenungkan bukti-bukti yang diajukannya secara puitis, mereka akan telah terlambat untuk mulai belajar tentang kebenaran teori-teorinya!
Potsdam Institute di Jerman menyimpulkan bahwa miringnya bumi sesungguhnya berubah sekitar 3600 tahun yang lalu, yang memicu terjadinya lebih banyak gurun pasir di Gurun Sahara.
Sahara Turned to Desert in Abrupt Cclimate Change, July 15, 1999 http://www.climateark.org/articles/1999/sahturnd.htm (Terjemahan bebas) Hujan tak lagi turun, suhu udara naik dan padang-padang rumput luas di Afrika Utara berubah menjadi padang pasir beberapa tahun yang lalu - perubahan-perubahan y ang mungkin telah membantu berkembangnya peradaban di Lembah Nil. Perubahan ke masa kini dan iklimnya tidaklah bertahap - 4000 sampai 3600 tahun yang lalu, menurut sebuah karya ilmiah yang diterbitkan hari ini oleh jurnal Geophysical Research Letters. Sebuah tim peneliti yang dikepalai oleh Martin Claussen dari Potsdam Institute for Climate Impact Research Jerman, menganalisa model-model komputer untuk iklim beberapa ribu tahun yang lalu. Mereka menyimpulkan bahwa perubahan pada iklim gurun pasir sekarang ini di Gurun Sahara adalah dipicu oleh perubahan-perubahan pada orbit Bumi dan miringnya sumbu Bumi.
Cuaca
aneh yang sama yang kita alami sekarang juga dialami sekitar 3600
tahun yang lalu, menurut dokumentasi dari jaman kekuasaan Kaisar Oin,
kira-kira 1,600 tahun Sebelum Masehi (atau 3600 tahun yang lalu).
Embun yang membeku (frost), curah hujan lebat, silih bergantinya temperatur udara, kekurangan tanaman pangan, serta terganggunya rotasi bumi.Semua ini merupakan hal-hal yang telah diprediksi oleh Zeta untuk masa kini maupun untuk minggu menjelang tibanya pergeseran kutub itu sendiri.
[Terjemahan bebas dari versi Inggrisnya] Pada tahun ke dua puluh sembilan kekuasaan Raja Chieh, matahari redup...Raja Chieh bermoral rendah...matahari tertekan...selama tahun-tahun terakhir kekuasaan Chieh, es terbentuk di pagi-pagi hari lalu embun-embun membeku dalam waktu enam bulan...Hujan lebat merubuhkan kuil-kuil dan gedung-gedung...Langit memberi perintah-perintah keras. Matahari dan Bulan tak tepat waktu. Cuaca panas dan dingin datang tak teratur. Kelima tanaman cereal layu lalu mati.
[In the twenty-ninth year of King Chieh, the Sun was dimmed... King Chieh lacked virtue... the Sun was distressed... during the last years of Chieh ice formed in mornings and frosts in the sixth month. Heavy rainfall toppled temples and buildings... Heaven gave severe orders. The Sun and Moon were untimely. Hot and cold weather arrived in disorder. The five cereal crops withered and died.]
Menurut
para Zeta, Laut Mediterranea tadinya sebuah rawa di jaman dahulu, tak
terbanjiri oleh air laut--sebuah fakta yang membuat para manusia
terdahulu bermigrasi dari Afrika ke Eropa.
Kala lempeng Mediteranea robek selama pergeseran-pergeseran kutub, lempeng tersebut tenggelam. Adanya pukulan air laut membuktikan kerangka waktu dari salah satu titik pukulan itu, yaitu dua buah pergeseran kutub yang lalu, atau sekitar 7200 tahun yang lalu.
A New Wave Of Evidence, November 18, 1999
http://www.washingtonpost.com/wp-srv/WPcap/1999-11/18/090r-111899-idx.html: (terjemahan bebas) Para ilmuwan menemukan sebuah pesisir kuno 550 kaki di bawah permukaan Laut Hitam, yang memberi bukti baru yang dramatis atas bencana banjir dahsyat yang mendadak sekitar 7500 tahun yang lalu. Sebuah tim penjelajah perairan dalam pada musim panas ini menangkap gambar-gambar sonar pertama dari sebuah tanggul halus dan gosong pasir yang terbenam laut, tak terganggu selama ribuan tahun di dasar laut. Kini, dengan menggunakan teknik-teknik penanggalan radio karbon, para analis telah menunjukkan bahwa sisa-sisa moluska air tawar yang dikeruk dari pantai kuno berumur 7500 tahun dan spesies air laut mulai muncul 6900 tahun yang lalu. Penjelajah Robert D. Ballard, yang memimpin tim pengumpul kerang, mengatakan bahwa temuan-temuan itu mengindikasikan terjadinya suatu banjir pada suatu masa dengan gap waktu 600 tahun.
Dan
pada tahun 1628 Sebelum Masehi, estimasi terbaik yang dapat manusia
buat adalah sebuah letusan mahadahsyat di pulau Santorini - berkekuatan
VEI 6.
Ini adalah letusan vulkanik yang membuat Nabi Musa berkeliaran di Lembah Shadow of Death selama migrasi Bangsa Yahudi saat itu. Atmosfer suram vulkanik yang terjadi sekitar 3600 tahun yang lalu mempengaruhi pertumbuhan pohon-pohon di utara Eropa.
Ancient Trees May Explain Story of Atlantis September 14, 200
http://delasalle.digitalbrain.com/delasalle/Communities/Science/discussion/Quirkies/World (terjemahan bebas) Pulau Santorini di Yunani meletus di pertengahan tahun 1600an Sebelum Masehi. Sementara tim yang dikepalai Hakan Grudd dari Climate Impacts Research Center di Kiruna, Sweden, mendata tanggal letusan Santorini hingga 1628, para cendekiawan lain menggunakan tanggal-tanggal yang berbeda, meskipun semuanya dalam beberapa tahun. Tim Swedia mengatakan bahwa penanggalan cincin pohon mereka memiliki margin kesalahan plus atau minus 65 tahun. Para ilmuwan lainnya yang meneliti cincin-cincin pohon telah menemukan periode-periode kerusakan pada frost dan pertumbuhan yang lambat pada pertengahan 1600an Sebelum Masehi yang berdampak pada pohon-pohon oak di Irlandia, Inggris, dan Jerman, pepohonan pinus di Kalifornia dan pepohonan di Turki.
Menurut para Zeta, tak diragukan lagi bahwa Migrasi Bangsa Yahudi terjadi selama sebuah pergeseran kutub.
ZetaTalk Hijrahnya Bangsa Yahudi 11/15/1996:
"Para Budak itu bukan sekedar meninggalkan begitu saja para tuan mereka, dan, pada utamanya serombongan besar budak, dengan wanita-wanita tua dan anak-anak di antara mereka, tak akan berada bermil-mil jauhnya dari para tuan mereka di daerah gurun dimana orang dengan mudah melihat ke kejauhan.
Maka, hijrahnya bangsa Yahudi tak terjadi hanya karena grup tersebut memutuskan ingin berjalan-jalan saja di suatu hari, namun karena mengantisipasi sesuatu yang lebih buruk dari pada cambukan cemeti sebagai hukuman yang umum diperoleh jika mereka ditemukan.
Hijrah itu terjadi karena para tuan mereka merasa sangat kacau dan khawatir oleh masalah-masalah yang sedemikian parahnya sehingga pikiran mereka benar-benar teralihkan dari para budak mereka.
Para budak itu pergi oleh karena lewatnya Planet X yang begitu jelas pertama kali dengan malam yang panjang, lalu terjadi gempa-gempa bumi mengerikan serta letusan-letusan dari gunung-gunung berapi di dekat sana.
Maka kekacauan pun merajalela, tepat seperti kekacauan yang ditakuti para pemerintah dunia akan terjadi dalam waktu dekat.
Barulah ketika bumi kembali berputar, para penguasa Mesir dan para pimpinan militer mereka akhirnya mampu menguasai kembali tentara mereka. Namun sebelum momen itu tiba, sebagaimana yang dituturkan sejarah, hijrah bangsa Yahudi berhasil!"
ZetaTalk Hijrahnya Bangsa Yahudi 11/15/1996:
"Para Budak itu bukan sekedar meninggalkan begitu saja para tuan mereka, dan, pada utamanya serombongan besar budak, dengan wanita-wanita tua dan anak-anak di antara mereka, tak akan berada bermil-mil jauhnya dari para tuan mereka di daerah gurun dimana orang dengan mudah melihat ke kejauhan.
Maka, hijrahnya bangsa Yahudi tak terjadi hanya karena grup tersebut memutuskan ingin berjalan-jalan saja di suatu hari, namun karena mengantisipasi sesuatu yang lebih buruk dari pada cambukan cemeti sebagai hukuman yang umum diperoleh jika mereka ditemukan.
Hijrah itu terjadi karena para tuan mereka merasa sangat kacau dan khawatir oleh masalah-masalah yang sedemikian parahnya sehingga pikiran mereka benar-benar teralihkan dari para budak mereka.
Para budak itu pergi oleh karena lewatnya Planet X yang begitu jelas pertama kali dengan malam yang panjang, lalu terjadi gempa-gempa bumi mengerikan serta letusan-letusan dari gunung-gunung berapi di dekat sana.
Maka kekacauan pun merajalela, tepat seperti kekacauan yang ditakuti para pemerintah dunia akan terjadi dalam waktu dekat.
Para penjaga meninggalkan pos-pos penjagaan mereka, dan para pembantu rumah tangga mencuri dari para tuan mereka lalu pergi diam-diam di malam yang sepertinya tak pernah berakhir.Para penguasa terus-menerus dipenuhi kekhawatiran-kekhawatiran serta saling berdiskusi tentang bagaimana caranya menenangkan para dewa.
Para elit militer, yang terbiasa berkuasa penuh dan tak menolerir adanya penentangan-penentangan terhadap perintah-perintah mereka, bereaksi terhadap kekacauan dengan mencoba membangun kembali pemerintahan. Para tentara yang histeris, tak mampu memahami apa yang sedang terjadi pada mereka, tak berselera menenangkan para superior mereka, maka militer mengalami konflik-konflik internal untuk beberapa waktu.
Barulah ketika bumi kembali berputar, para penguasa Mesir dan para pimpinan militer mereka akhirnya mampu menguasai kembali tentara mereka. Namun sebelum momen itu tiba, sebagaimana yang dituturkan sejarah, hijrah bangsa Yahudi berhasil!"
Kepunahan-kepunahan
sering terjadi selama pergeseran-pergeseran kutub akibat perubahan
iklim yang tiba-tiba.
Menurut sebuah artikel di majalah Discovery pada April 1999, gajah-gajah purba berbulu tebal yang terakhir, punah sekitar 3800 tahun yang lalu.
Cloning the Woolly Mammoth, 1 April 1999
http://discovermagazine.com/1999/apr/cover (Terjemahan bebas) ....Masa kejayaan gajah purba (mammoth) adalah Jaman Pleistocene, yang terentang dari 1,8 juta tahun yang lalu hingga akhir jaman es 11,000 tahun yang lalu. Para mammoth ini terutama berkembang subur di Siberia, dimana tanah-tanah berumput yang kering yang pernah terentang luas hingga ratusan mil, yang menyokong ekosistem subur bagi para mammoth, bison dan hewan pemakan tanaman lainnya berukuran jumbo. fosil-fosil mammoth di Pulau Wrangel merupakan yang termuda yang pernah ditemukan. Rupanya di sanalah mammoth-mammoth itu terakhir kali hidup. Mereka punah baru 3,800 tahun yang lalu......
Para
Zeta menerapkan logika atas temuan gajah-gajah pruba yang membeku, oleh
karena tak mungkin mereka bisa membeku dengan rerumputan segar masih
berada dalam perut, jika bukan karena telah terjadinya pergeseran kerak bumi.
"Mastodon (gajah purba) adalah suatu spesies yang punah selama beberapa pergeseran kutub yang lalu, utamanya ketika padang-padang rumput dimana mereka merumput di Siberia ditarik dengan cepat ke liingkar kutub yang baru.
Ini baru satu lagi bukti bahwa sesuatu telah terjadi sekitar 3600 tahun yang lalu, dan akan terjadi lagi di dunia kita sebentar lagi.ZetaTalk Mastodons 7/15/2001:
"Mastodon (gajah purba) adalah suatu spesies yang punah selama beberapa pergeseran kutub yang lalu, utamanya ketika padang-padang rumput dimana mereka merumput di Siberia ditarik dengan cepat ke liingkar kutub yang baru.
Namun ketika ditarik ke dalam air dan tenggelam, dan kemudian cukup jauh ke utara, para gajah purba itu membeku seketika. Jika para gajah purba tak membeku seketika, maka pastilah mereka harusnya dalam kedaan membusuk - mungkin hanya kulitnya yang awet, namun organ-organ dalamnya akan lembek. Bukan ini kasusnya, sebagaimana yang ditunjukkan oleh kondisi membeku hewan-hewan yang telah awet itu!Jadi, ketika membeku seketika, dan terus membeku sejak saat itu, lalu bagaimana para gajah purba itu kedapatan menyimpan rumput-rumput hijau dan bunga-bunga rumput dalam perut mereka?
Berderap cepat ke Lingkar Arctic (Kutub Utara)? Apakah orang anggap mereka ini makan salju? Mereka ini pemakan tumbuhan!Padang-padang rumput mereka berpindah selama pergeseran kutub.
Sisa-sisa gajah purba yang tak sampai cukup jauh ke lingkar kutub untuk membeku sepenuhnya adalah tulang-tulang dan gading yang telah diambili dari Kep. Ivory selama berabad-abad.
Tubuh mereka membusuk tapi tidak dengan gadingnya. Sebuah harta karun gading, tanpa daging yang mengganggu orang-orang yang mengapalkan gading-gading itu untuk menjadi tuts-tuts piano.Permafrostnya tidak terlalu dalam, dan sebagaimana di wilayah beriklim sedang, frost hanya beberapa inci saja yang paling dalam.
Ada tanah, dan lumpur, dan materi yang membusuk dimana pembusukan berlangsung dengan atau tanpa oksigen, sebagaimana yang terjadi di dalam usus Anda dimana gas methana dihasilkan setiap hari."