Baca juga:
[Apa Itu Meraga Sukma?]
Pengalaman Meraga Sukma (Out-Of-Body experience/OBE) banyak disalahpahami. Entitas, yang terdorong oleh rasa penasaran atau oleh emosi kuat, keluar dari tubuh fisik/jazadnya, karena mengharapkan lebih banyak mobilitas. Begitu ruh belajar cara melompat keluar dari tubuh, manusia dapati diri mereka dapat keluar dari tubuh sesukanya, namun mereka tidak dapat menggambarkan mekanismenya seperti apa adanya. Lagi pula, ini adalah kemampuan dari si ruh, bukan tubuh manusia yang didiami oleh si ruh.
OBE bukanlah set pikiran ataupun set posisi tertentu, bukan pula aktifitas atas kehendak sendiri (dari pihak manusia). Ini bukan sesuatu yang dapat dipelajari sendiri oleh manusia, karena itu adalah pelajaran yang harus dialami manusia.
Yang paling seringnya, pada manusia, OBE terjadi saat trauma atau kematian yang akan segera terjadi, rasa yang dirasakan ruh bahwa jazadnya akan mati. Ini (seperti) melangkah mundur seolah-olah akan melompati api. Ruh sering kali melompat keluar dari tubuh tepat saat kematian sedang terjadi, sebagaimana yang disampaikan orang-orang yang telah kembali dari Near Death experiece (pengalaman hampir mati). Mereka sedang mengawasi adegan ini. Meskipun titik pengalaman kematian diingat oleh si ruh, hal ini membaur dengan banjir pengalaman-pengalaman lain dan cenderung tidak diingat hingga peristiwa serupa terjadi lagi, seperti kematian dari inkarnasinya sekarang.
[Tidak Boleh Mangkir Dari Rumah Sekolah Bumi]
Begitu entitas mempelajari caranya, mereka ingin sering-sering melakukannya. Jika ia tidak bersedia kembali (ke dunia sekarang), atas kemauan sendiri, maka mereka dikembalikan oleh para ruh pembimbingnya, yang mengawasi para entitas berinkarnasi layaknya pengawas sekolah mengawasi halaman sekolah, memastkan bahwa inkarnasi si entitas berjalan sesuai aturan-aturan.
Raga sukma temporer ini membatasi diri, karena para pembimbing itu memaksa si entitas kembali ke tubuh fisiknya setelah beberapa saat. Tidak boleh mangkir dari sekolah. Selama berada di alam berdensitas ke-3, entitas perlu berinkarnasi total (berada dalam tubuh fisik), karena di sinilah ruh belajar paling cepat. Sesekali ada pengalaman-pengalaman OBE, namun pada utamanya, pengalaman di alam densitas ke-3 bersifat berpijak di tanah.
Selama di alam berdensitas ke-4, entitas juga berinkarnasi, namun menyadari pemisahan potensial ruh dari tubuhnya, maka pengalaman-pengalaman OBE dibahas secara terbuka oleh semua entitas di sana sebagai fakta hidup. Alam berdensitas ke-4 adalah (ibaratnya -pen.) dataran tinggi yang sangat panjang, dimana pelajaran-pelajaran dikuasai secara kokoh (menjadi master - pen.). Selama di alam densitas ke-4, entitas dapati dirinya sering melakukan OBE, dengan demikian semakin terbiasa dengan kehidupan tanpa tubuh/jazad. (Sehingga) ketika pindah ke alam-alam Densitas ke-5 lalu Densitas ke-6, si enttias merasa nyaman tanpa tubuh, dan dapati pengalaman-pengalaman belajarnya dapat berlanjut cepat dengan atau tanpa tubuh. Namun, tergantung tekad si entitas dan pelajaran-pelajaran yang ingin dipetik, para entitas di Densitas ke-5 dan ke-6 ini mungkin akan temui diri mereka berinkarnasi, bahkan kembali ke alam Densitas ke-3 seperti misalnya Bumi sekarang ini.