Jangan Panik. Baca Survival Ekstrim Pergeseran Kutub.

Nasib Manusia Yang Menolak Transformasi Bumi

 Baca juga :


[Halaman ini terakhir direvisi pada 11 Okt. 2014--revisi dalam font merah]

Bumi adalah alam Densitas ke-3. Seperti yang telah dijelaskan dalam Quo Vadis, Manusia?, tujuan manusia setelah Transformasi Bumi adalah pindah ke alam yang lebih tinggi (lebih ringan) untuk melanjutkan pelajaran-pelajarannya. Namun ada manusia yang menolak atau tak percaya adanya Transformasi sebagaimana yang telah dijelaskan oleh ZetaTalk---yaitu memilih kokoh Mengabdi-Ego atau kokoh Mengabdi-Kebaikan. 
Dengan kata lain, mereka tak menginginkan Transformasi (meskipun bahkan kalau mereka tidak tahu ZetaTalk), karena, sekali lagi, tidak mau memutuskan ingin Mengabdi-Ego atau Mengabdi-Kebaikan. Dapatkah mereka menolaknya? Tentu saja tidak, karena Transformasi Bumi adalah bagian dari Hukum Alam. Disukai atau tidak, ditolak atau tidak, hukum alam berjalan terus.
Dan, berdasarkan peraturan alam semesta, mereka yang tidak ingin pindah dari Densitas ke-3 (dunia/alam berkepadatan ke-3) dan belum bisa memutuskan dengan pasti apakah termasuk orang yang peduli orang lain sebanyak dirinya sendiri (Mengabdi-Kebaikan) atau 95% waktunya untuk memikirkan diri sendiri (Mengabdi-Ego) akan dianggap masuk dalam kategori "Peragu".  
Maka, mereka, setelah mati, akan ditransfer ke dunia baru yang lain di alam semesta ini, yaitu dunia air berkepadatan (berdimensi) ke-3. Namun bukan berarti kehidupan di sana tak bermakna, sebagaimana yang dijelaskan ZetaTalk di bawah ini. Mereka juga menjelaskan perbedaan kehidupan mendasar dunia air antara yang berdensitas ke-3 dengan berdensitas lebih tinggi. 
Kehidupan di dunia air Densitas ke-3 kurang lebih sama dengan kehidupan makhluk laut di bumi. Sedangkan dunia air berdensitas lebih tinggi memiliki tingkat spiritualitas dan peradaban hi-tech yang berkali-kali lipat lebih tinggi dari pada yang dimiliki manusia sekarang.
Berikut penjelasan ZetaTalk.

[Manusia Tidak Bisa Menolak Transformasi Bumi] 
 Terjemahan bebas ZetaTalk: Secession, Note: written May 15, 1996.
 
"Mendengar bahwa Transformasi Bumi tengah diatur oleh Dewan Alam Semesta Ini, para manusia yang memiliki kecenderungan-kecenderungan mengisolasi diri sering kali menolak. Dapatkah mereka mengundurkan/memisahkan diri? 
Jawabannya, pendek kata, tidak, karena seluruh.alam yang memberi kehidupan di bagian alam semesta ini diatur oleh Dewan, yang kemampuannya untuk mengatur dengan caranya itu hanya dimungkinkan oleh otoritanya yang tanpa kontradiksi.
Bukankah ini kediktatoran? Ya, namun kediktatoran yang baik hati, yang dijalankan oleh para entitas terpilih yang bijak dan masif (secara ruh - pen.) yang kokoh berorientasi Mengabdi-Kebaikan, yang terus-menerus melakukan polling terhadap pendapat-pendapat para entitas yang mereka atur---melalui alam bawah sadar bagi makhluk Densitas ke-3--pen..
Ketika masih hidup di alam setelah Densitas ke-3 ini, para entitas diperbolehkan melakukan perjalanan (ruang angkasa dengan bebas--pen.). 
Dan sebuah dunia/alam yang berada di luar wewenang administrasi Dewan Alam Semesta Ini, seperti yang mungkin dapat dibayangkan orang, adalah medan tempur yang terus-menerus.
Mereka yang berorientasi Mengabdi-Ego, yang sangat dibatasi gerak mereka di luar keinginan mereka melalui banyak parameter yang telah ditempatkan Dewan di sekeliling mereka, memandang bahwa dunia yang terpisah adalah pelabuhan bebas, dan tak ada hentinya berupaya mendapatkan hadiah ini.
Para manusia yang menginginkan keberadaan mereka di Densitas ke-3 yang tanpa kekangan itu tak pernah berakhir akan diluluskan permintaan mereka itu, karena mereka tak akan lulus ke Densitas ke-4 hingga mereka menginginkan yang sebaliknya.  
Bagi para manusia yang ingin dunia mereka berlanjut, dengan bumi tetap seperti sekarang ini, yang mana yang kuat menguasai yang lemah, yang kaya mengomandoi yang miskin, dan setiap orang mampu membuat hukumnya sendiri di "puri"nya, atau seperti demikianlah harapan mereka, boleh mendapatkan keberadaan ini, meskipun di planet selain dari bumi, yang apapun itu kasusnya bukan milik manusia.
[Duna Mereka Nanti]
Terjemahan bebas dari ZetaTalk: Next Stop, Note: written Jul 15, 1997

Manusia-manusia itu yang tak siap meninggalkan Densitas ke-3 ketika mati tak akan berinkarnasi di bumi, karena bumi telah dijadwalkan untuk menjadi rumah bagi para entitas Densitas ke-4 yang Melayani-Kebaikan. 
Para entitas Densitas ke-3 itu akan menuju ke sebuah dunia baru lainnya di alam semesta ini.
Kami di sini berbicara tentang kesiapan untuk meninggalkan Densitas ke-3, dan para ruh yang berinkarnasi dalam manusia-manusia (yang belum siap-pen.) itu belum bisa menentukan apakah ingin Mengabdi-Ego atau Mengabdi-Kebaikan.
Seperti yang telah kami jelaskan, ini bukan pilihan intelektual namun lebih pada pilihan emosional. Dan ketika pilihan diikuti oleh tindakan, maka itu menunjukkan bahwa pilihan itu sudah kokoh, tak goyah. 
Seperti apakah dunia baru (bagi para "Peragu"-pen.) itu?  
Dunia itu adalah dunia air, dengan batu-batu karang yang hampir-hampir tak ada yang menjulang ke atas permukaan ombak yang tak henti bergerak. 
Spesies di planet ini semuanya telah tumbuh dari bentuk-bentuk kehidupan yang menghabiskan seluruh hidup mereka di air. Maka tak ada mamalia di planet ini, karena sebentar saja berada di darat, seperti yang pernah terjadi di masa silam terhadap paus dan lumba-lumba Anda, tak memungkinkan selama masa evolusi dulu. 
Dunia ini telah lama sekali menjadi rumah bagi para entitas yang berinkarnasi melalui beberapa transformasi, dimana mereka yang telah siap untuk keberadaan Densitas ke-4 "dipanen" meninggalkan mereka yang belum siap. 
[Penyesuaian Manusia Menjadi Makhluk Air]
Dunia ini sering kali menerima transplant dari dunia-dunia lain, sehingga ada spektrum pengalaman-pengalaman masa lalu yang sangat luas dalam ingatan makhluk-makhluk yang berinkarnasi di sana. 
Para manusia yang berinkarnasi di sana akan cepat menyesuaikan diri di dunia air, karena memiliki tentakel-tentakel sebagai ganti tangan, dan mengerami sekumpulan telur  yang sesekali muncul. 
Planet ini berbasis karbon, dengan demikian memiliki bentuk-bentuk kehidupan dengan DNA yang kompatibel dengan bentuk-bentuk kehidupan yang telah tumbuh di bumi. 
Maka, para entitas yang berinkarnasi di bumi di masa depan akan mampu mengunjungi dunia ini selama perjalanan mereka sebagai para entitas Densitas ke-4, yang bertindak selaku para tamu alien bagi dunia ini. Oleh karena sejarah mereka yang sama, setup ini sebenarnya ideal, karena rasa empati instan akan terjadi ketika Panggilan (oleh para Peragu itu--pen.) diberikan. 
[Penyesuian di Bumi Oleh Para Tamu Dari Dunia Air Berdensitas Lebih Tinggi Dari Bumi]
Manusia sekarang ini menerima kunjungan-kunjungan dari Densitas ke-4 atau entitas-entitas densitas yang lebih tinggi lagi yang berinkarnasi dalam bentuk kehidupan air - gurita, ikan atau ubur-ubur. 
Para tamu beradaptasi terhadap planet yang tengah dikunjungi. Dengan demikian, para tamu dari dunia air akan tetap berada dalam tangki air selama kunjungan itu.
Di masa depan, kunjungan-kunjungan dari bumi ke rumah air yang baru ini juga akan membuat para tamu hominoid itu melakukan penyesuaian-penyesuaian, dengan mengenakan pakaian pelindung serta helm gelembung untuk bernapas."
[Perbedaan Mendasar Peradaban High Tech Di Dunia Air Dengan di Bumi] 
Manusia, yang merupakan hewan berbasis tanah dengan tangan dan jari yang dapat memanipulasi lingkungan mereka, tak dapat membayangkan menjadi makhluk cerdas di dunia air. Sirip? Belalai? Bagaimana orang bisa bekerja dengan keyboard atau menghitung 401K atau melakukan pekerjaan setara dengan dokter gigi, sebagai makhluk air? 
Peradaban modern memiliki listrik sebagai salah satu mesin penggeraknya, yang sudah pastinya tak akan bekerja di dalam air kecuali diharapkan adanya bunuh diri masal (karena kesetrum - pen.).  
Apakah pengetahuan tentang sejarah diwariskan ke anak-anak dengan hal yang setara dengan mulut-ke-mulut secara ikan, sebagai legenda-legenda? J
Apabila mereka memiliki hal yang setara dengan kata-kata tertulis, apa tabletnya, dan, yang lebih penting lagi, apa yang memegang pena? Tentunya tintanya tak boleh yang bisa larut dalam air. 
(Sedangkan untuk) Masalah-masalah peperangan, sepertinya tidak begitu tidak bisa dibayangkan, karena manusia hampir-hampir tak melangkah mundur dari perkelahian tinju sebagai respon otomatis, dan seluruh hewan memiliki suatu mekanisme pertahanan diri, apakah itu dengan melawan atau kabur. 
[Pertumbuhan Spiritual Bisa Terjadi Di Alam Manapun] 
Pertumbuhan spiritual atau interaksi spiritual tak memerlukan jebakan-jebakan peradaban modern: listrik, komunikasi jarak jauh, dan gigi palsu (misalnya). 
Pertumbuhan spiritual sudah berlangsung sejak jaman manusia gua, dan berlanjut sekarang ini di negara-negara Dunia Ketiga dimana kehidupan hampir-hampir tak lebih baik. 
Dalam mencoba memproyeksikan akan seperti apa kehidupan di dunia air, manusia seharusnya tak berasumsi bahwa cahaya adalah kebutuhan! Atau bahkan mata. 
Telah didokumentasikan bahwa sebagian orang buta dapat membaca tulisan-tulisan tercetak melalui kulit mereka, dengan merasakan perbedaan yang dipancarkan oleh cahaya.
Telepati, indera ke-6, digunakan di dunia hewan secara ekstensif, suatu metode yang menjadi komunikasi antara ibu dan anak-anaknya, kawanan hewan dengan anggotanya, dan antara pasangan kawinnya.  
[Yang Dibutuhkan Untuk Pertumbuhan Spiritual]
Untuk pertumbuhan spiritual, apa yang dibutuhkan bagi makhluk yang berinkarnasi adalah kemampuan untuk berinteraksi dengan satu sama lain, untuk memungkinkan yang lainnya hidup, meningkatkannya, dari rasa pedulinya, atau sebaliknya, menghukum, mengintimidasi, atau membuat lapar orang lain demi kepentingan diri sendiri. 
Senjata dan pisau serta penganiayaan akibat hutang tak dibutuhkan untuk memampukan atau mengungkapkan orientasi Mengabdi-Kebaikan. 
Di dunia air, merampas makanan dari yang lebih lemah, memblokir jalan untuk menunda penyelamatan diri dari situasi yang mengancam, adalah alat-alat yang dapat ditunjukkan oleh makhluk yang egois, melalui tindakan-tindakan mereka, yaitu orientasi spiritual yang telah mereka pilih. 
Demikian pula, kesempatan-kesempatan untuk saling peduli tersedia bagi setiap spesies.
[Teknologi Tinggi Tak Selalu Memerlukan Listrik] 
Teknologi Tinggi? Apakah listrik satunya-satunya media agar makhluk bisa menjadi high tech?   
Telah kami nyatakan bahwa crop-crop circle diletakkan oleh makhluk-makhluk air, satu-satunya kesempatan mereka untuk berpartisipasi. Crop circle dibuat dengan sebuah sinar yang memicu pertumbuhan hormon pada tanaman, yang digabungkan dengan tindakan angin yang disebabkan oleh perubahan-perubahan pada udara di atas tempat yang akan dipusar-pusarkan. 
Gerakan Partikel tak dipicu semata-mata dengan menekan elektron-elektron. 
Di dunia manusia, panas, cahaya, dan elektron-elektron sepertinya menyatu, namun mereka yang melihat crop circle diletakkan tak melaporkan bahwa baik panas ataupun cahaya merupakan komponen yang perlu. 
Mungkin, di dunia air mereka, mereka telah mengidentifikasi partikel-partikel yang akan dimanipulasi yang belum pernah manusia impikan ada. 

[Sistem Komunikasi Yang Lebih Efisien dan Efektif] 
Bahkan gelombang-gelombang suara, yang memanfaatkan fisik apapun di sekelilingnya untuk transmisi, dapat bergerak hingga jarak jauh, melalui lautan, yang mana menjadi salah satu cara komunikasi kumpulan ikan paus terhadap satu sama lain.  
Jika manusia memerlukan telepon atau burung merpati pos, maka ikan paus tidak.  
Status dalam masyarakat, peraturan-peraturan dan hukum-hukum sudah pastinya dapat diberlakukan di dunia air. 
Lumba-lumba telah dikenal akan berkerumun untuk melindungi yang muda atau bahkan perenang manusia yang tak berdaya dari bahaya atau serangan. 
Pesan apa yang sampai kepada grup (lumba-lumba) itu bahwa bantuan mereka dibutuhkan? Tidakkah ini merupakan ekspektasi masyarakat (lumba-lumba -- pen.) yang diketahui semuanya (oleh seluruh masyarakat lumba-lumba itu--pen.)? 
Aturan-aturannya tak tertulis di kertas, bagi lumba-lumba, melainkan tertulis dalam makhluk itu, yang diwariskan melalui interaksi, dari yang tua ke yang muda, dan dijaga tetap sederhana, tanpa adanya persyaratan yang bertele-tele, untuk alasan-alasan itu. 
Bukankah ini sistem yang lebih baik ketimbang sistem yang diputarbalikkan yang telah dikembangkan manusia? 


image credit : zetatalk.com