Gaya Hidup Menurun Drastis Untuk Menjadi Jauh Lebih Baik.
Ini hanya dapat dirasakan ketika telah terjadi, bagi sebagian orang.
Terjemahan bebas dari ZetaTalk: Life: Downside Up, written July 31, 2004
Di masa dan abad sekarang ini, bagaimana orang dapat memiliki pandangan hidup yang positif?
Kemana-mana menengok ada penyakit, peperangan, teror, bencana-bencana bumi, korupsi dalam bisnis maupun pemerintahan. Pendeknya, hal-hal itu terlalu banyak yang menonjol sekali. Demikian pula, dengan bencana dahsyat Planet X nanti yang masih tertunda, hanya ada sedikit saja pandangan hidup yang positif. (Demikianlah perasaan orang-orang pada umumnya - pen.)
Dampak dari perubahan-perubahan besar pada kehidupan seseorang sering kali digambarkan sebagai kehidupan yang sudah dijungkirbalikkan, yang menyiratkan bahwa sisi atas (dari roda kehidupan - pen.), yaitu pandangan hidup yang optimis atau penuh semangat (upbeat), telah menjadi sisi bawah (dari roda kehidupan - pen.), membuat depresi.
Bahwa sikap inilah yang merebak adalah karena keluhan-keluhan keras itu datangnya dari orang-orang yang merasa kehilangan dalam perubahan itu. Sedangkan mereka yang telah mendapatkan manfaat (dari perubahan itu - pen.) terlalu sibuk menikmati pemandangan-pemandangan baru yang telah tergelar di hadapan mereka sampai-sampai tak bisa berkomentar.
Kami di sini tak berbicara tentang harta milik--rumah yang hilang, bisnis yang tak lagi bisa dijalankan, ataupun nilai tabungan yang sudah berkurang atau hilang.
Kami berbicara tentang ribuan jalan buntu yang mengganduli orang dalam keseharian mereka, yang mereka lihat sebagai tak ada jalan keluar, tapi kemudian tiba-tiba patah. Yang paling nyata adalah ikatan dari benda-benda terhadap para pemiliknya, serta berbagai tanggung jawab sosial yang diletakkan oleh masyarakat kepada para anggotanya.
[Wawasan Luas Tentang Perkawinan]
Perkawinan membawa kegembiraan dalam persandingan, partnership, serta derai tawa kecil. Namun, tak pelak lagi, perkawinan juga membawa tanggung jawab bertahan pada pekerjaan yang membosankan serta perlunya orang membatasi interaksi sosialnya pada tempat kerja dan keluarga dekat.
Bagi pria untuk memiliki hubungan dekat dengan wanita selain istrinya, atau istri untuk menikmati pertemanan dengan pria lain, dianggap sebagai ancaman, yang mendatangkan raut cemberut dan perselisihan. Maka, seberapapun (pertemanan itu) tak ada maksud apa-apa (innocent), harus ditinggalkan demi kedamaian dan kelanjutan segala hal yang positif yang dibawakan oleh perkawinan.Maka ekspektasi bahwa partner marital terhadap partnernya yang satu lagi pastilah merupakan tekanan sekaligus tanggung jawab, yang dalam hal itu sendiri membuat depresi. Kami di sini tak sekedar bicara tentang seks, karena batasan-batasn itu memaksakan impotensi pada kemamapuan para partner (perkawinan) untuk dapat bereaksi terhadap hidup secara umum.
(Contohnya) Kalau suami ingin membantu pembangunan rumah bagi warga miskin di kota lain pada Sabtu pagi, maka istrinya mengingatkannya bahwa ia sudah mengekspektasi suaminya itu untuk memperbaiki garasi, dan fakta bahwa grup konstruksinya termasuk sejumlah wanita single yang memiliki kepedulian yang sama dengan si suami terhadap warga miskin adalah agenda tersembunyi.
(Contoh lainnya) Kalau istri ingin berkerbun untuk memberi pengalaman kepada anak-anak tetangga dalam menanam tanaman pangan sendiri, ia mungkin akan dapati suaminya membuat komentar-komentar meremehkan tentang tangannya (sang istri) yang kasar dan lehernya yang terbakar matahari, serta fokusnya yang tak lagi sesuai dengan istri teladan. Batasan-batasan, dan bukannya penguatan, telah menjadi norma.
[Pekerjaan Bergaji Bersifat Membatasi Diri]
Pekerjaan, apakah itu disebut karir atau profesi atau keahlian atau sekedar sesuatu yang sementara untuk menghasillkan uang, sama-sama bersifat membatasi.
Tingkat pendapatan naik seiring dengan peningkatan pengalaman atau keahlian. Sehingga semakin lama orang bekerja, semakin banyak penghasilan yang didapat. Dan keluarga tidak akan bersimpati kalau mendapat penghasilan yang kurang hanya karena si pencari penghasilan menginginkan suatu perubahan. Ada biaya-biaya waktu dan uang untuk college atau universitas atau pemagangan, senioritas kesatuan, asosiasi-asosiasi dengan orang-orang lain di bidang yang sama, waktu liburan dan keuntungan berupa pensiun yang didapat dari masa kerja yang harus dipertimbangkan.Sekali lagi, si pencari penghasilan dibatasi. Ia telah mencari-cari pemandangan lain selama bertahun-tahun, (bahkan) berdekade-dekade, ini, sebelum ia melihat tak adanya perubahan yang memungkinkan, karena setiap langkah keluar dari kebiasaan akan membawa resiko bagi semua yang telah dihasilkannya.
[Angin Kencang Yang Menentang Perubahan]
Kalau ada dokter yang ingin melayani orang-orang miskin ketimbang mereka yang berdana besar untuk membiayai tagihan-tagihan klinik, maka si dokter akan menghadapi amarah para pemegang saham klinik dan kemungkinan sekali akan dicerai oleh pasangannya yang tak ingin menjual rumah, mobil kedua, serta meninggalkan keanggotaan country club.
Kalau ada seorang tukang ledeng yang ingin bekerja dalam manajemen sampah, karena menyadari apa yang akan terjadi pada pipa-pipa dan kerusakan yang dapat ditimbulkan pada lingkungan, maka ia kemungkinan akan perlu meminta bantuan finansial dan dukungan emosional dari pasangannya selama masa kehilangan pendapatan.Maka, sekali lagi, ekspektasi-ekspektasi sosial dan marital menjadi angin kencang yang menentang perubahan.
[Penyetara Hebat]
Telah kami sebutkan bahwa kaum miskin, gelandangan, dan yang sakit jiwa, akan mampu bertahan jauh lebih baik selama perubahan-perubahan mendatang karena mereka tak akan berduka karena kehilangan kepemilikan.
Dan karena telah berada di dasar tangga kehidupan, mereka akan dapati diri mereka tiba-tiba memberi konseling kepada orang-orang tentang bagaimana bertahan hidup.Telah kami sebutkan bahwa perubahan-perubahan mendatang--pergeseran kutub--adalah penyetara yang hebat, yang menempatkan orang-orang yang tadinya kaya raya di jalanan serta dan dalam keadaan putus asa, sedangkan yang tadinya gelandangan akan berada di lahan sampah yang lebih besar yang mana ia dapat membangun gubuknya.
[Mereka Yang Paling Menderita]
Apa yang belum kami sebutkan adalah bahwa di luar kehilangan kepemilikan atas materi, dan kehilangan perlindungan yang dianggap oleh kebanyakan orang akan selalu ada dalam bentuk pensiun dan asuransi serta layanan-layanan sosial, para orang kaya dan mereka yang aman secara finansial akan mendapat kehidupan yang jauh lebih merosot akibat lingkungan-lingkungan sosial yang berubah.
[Tak Perlu Lagi Hidup Diperbudak Orang Lain]
Tak perlu lagi dipaksa menghabiskan berjam-jam lamanya untuk kegiatan yang membatasi kehidupan seseorang semata-mata di tempat kerjanya.
Tak perlu lagi dipaksa menjadi calo bagi supervisor atau boss, ataupun menahan obrolannya demi menunjukkan sikap layak (untuk diterima masyarakat - pen.).Tak perlu lagi dipaksa untuk membekukan interaksi-interaksi sosial yang mengancam status quo ataupun menahan dorongan besar untuk membantu orang lain secara spontan.
Para mantan pengikut status quo akan dapati diri mereka menjadi lebih awas, merasakan energi yang telah hilang dari diri mereka di awal kehidupan akibat batasan-batasan yang mengikat kuat di sekeliling mereka seperti jaring. Dan mungkin mereka merasa lebih hidup untuk pertama kalinya dalam berdekade-dekade kehidupannya sebelumnya.
[Kesempatan-Kesempatan Pembaruan Datang Kepada Mereka Yang Merespon Bencana Alam Dengan Baik Melalui Kepedulian Tinggi Terhadap Orang-Orang Lain]
Kesempatan-kesempatan pembaharuan ini akan datang kepada semua orang karena adanya perubahan-perubahan masif yang akan dibawakan oleh pergeseran kutub. Bahkan kalau keluarga masih utuh, meskipun rumah mereka rusak, masih dapat bertahan dari gempa dan angin kencang.
Dan bahan politis dari wilayah itu mendapatkan kepemimpinannya melalui respon mereka terhadap bencana dahsyat, dengan demikian, akan tetap utuh. Akan ada lingkungan yang berubah.[Menjadi Memikirkan Kepentingan Orang-Orang Lain Tanpa Pamrih]
Kalau sebelumnya, titik berat dari apa yang dianggap kerugian adalah berada di pihak status quo, maka sekarang ini status quo dikerdilkan oleh situasi darurat yang sangat mendesak.
Membantu membangun kembali perumahan bagi orang-orang yang kini menggelandang akibat hujan, dokter yang memberi pelayanan kepada kaum miskin tanpa mengharapkan bayaran,
menghadapi tumpahan bahan kimia, serta pipa-pipa pembuangan utama yang pecah yang mengancam lingkungan dan kesehatan komunitas,
serta bercocok tanam di kebun rumah sebagai sumber makanan ketika suplai makanan hanya bisa dikais-kais dari puing-puing rumah dan toko-toko makanan yang habis stoknya - kini tak seorangpun yang dapat mendebat bahwa langkah-langkah ini bukan yang perlu dikedepankan.[Hal-Hal Artifisial Tak Lagi Penting, Waktu Dipakai Untuk Hal-Hal Yang Lebih Berguna]
Pasangan yang tergantung dan menuntut, barang-barang berharga yang menuntut dipoles licin, boss konyol yang menuntut dianggap brilian--semuanya itu dapat diabaikan saja.
Hidup telah mendapatkan infus energi, yang diberi muatan, tak hanya oleh kebutuhan untuk melakukan tindakan dari pihak manapun yang punya hati yang peduli, tapi juga oleh putusnya ikatan virtual yang ditunjukkan oleh kebanyakan masyarakat.Suatu kehidupan yang (sepertinya) bersisi buruk tiba-tiba memilki sisi baik!