Terjemahan bebas dari ZetaTalk: Scallion's Predictions, written Apr 15, 1997
Michael Gordon Scallion adalah seorang Visioner yang berbakat, setaraf Edgar Cayce di masa ini. Bahwa visi-visinya tak diidentifikasi sebagai hal luar biasa kala itu adalah karena pemikiran bahwa para visioner tidak dihargai di masa mereka hingga lewatnya masa hidup mereka. Cayce, Nostradamus, dan nabi-nabi hebat lainnya juga dihujat sekaligus dikagumi di masa hidup mereka, dan baru mendapat status mereka jauh setelah lewat masa hidup mereka.
[Manusia Cenderung Menganggap Para Nabi Orang Tua Mereka]
Manusia cenderung memperlakukan nabi-nabi mereka bagaikan dewa, menaikkan mereka ke status itu ketika pertama kali mengenali kemampuan-kemampuan mereka, namun kemudian menolak dengan marah jika prediksi mereka tak selalu akurat. Ini seperti anak-anak yang selalu mencari orang tuanya yang tak akan pernah meninggalkan atau mengecewakan mereka. Mereka menuntut perlindungan, sementara mereka (para nabi) sendiri jauh dari sempurna.
[Scallion, Contoh Mengapa Manusia Mengintervensi Pesan Gaib Asli]
Scallion, seperti Cayce, dibimbing dalam visi-visinya karena telah membuat Panggilan (Doa) dan dianggap wadag yang layak untuk menyampaikan pesan-pesan kepada umat manusia. Sebagaimana karya-karya hasil kontak dengan alam gaib yang mencerminkan input asli dari makhluk luar bumi, ada nabi-nabi yang juga mendapat input ini. Namun, sebagaimana dengan semua tafsiran manusia atas input yang mereka terima, Scallion mewarnai apa yang ia dengar dengan penilaian-penilaiannya sendiri serta memutar-mutarnya.
- Semua manusia punya mindset dan prekonsepsi yang mewarnai apa yang mereka dengar dan pilih untuk disebarkan ke orang lain. Ada permainan dalam masyarakat manusia dimana semua orang berdiri melingkar dan setiap orang dalam lingkaran meneruskan bisikan suatu pernyataan hingga kembali ke asal pembisik, yang hampir-hampir tak bisa lagi mengenali pernyataan awal yang ia bisikkan.
- Semua orang punya kemampuan terbatas untuk memahami secara total apa yang ia pelajari. (Contohnya) seorang anak kecil yang mendengar penjelasan tentang cara pesawat dapat terbang, yaitu udara mengangkat di bawah sayap-sayapnya, hampir-hampir tak dapat meneruskan informasi ini ke orang lain atau melakukannya tanpa menyisipkan konsep-konsep yang salah. (Jadi di sini) Konsep yang diserap adalah yang disampaikan, bukan yang diberikan kepadanya (oleh makhluk gaib).
- Semua manusia akan mencapai titik jenuh ketika mendapat begitu banyak informasi sekaligus. Konsep-konsep rumit sering kali butuh banyak faktor untuk dipertimbangkan sekaligus. Dengan demikian, orang yang mendengar semua faktor mungkin dapat menyerap hasil-hasil akhirnya tapi tidak ingat semua faktornya. Maka, ketika menyampaikan konsep-konsep rumit ini ke orang lain, mereka membuang faktor-faktor krusial sehingga pihak kedua tidak lagi mendapat bentuk yang sama dengan hasil akhir yang sama dengan yang ada di pikiran mereka (si penyampai).
- Semua manusia, ketika mendengar ucapan nabi, memilih-milih serta mengambil apa yang ingin mereka dengar. Jika pesannya terdengar membuat tertekan, mereka memilih hanya bagian pesan yang membawa rasa tenang. Sebagaimana saksi kecelakaan yang sering kali memberi tafsiran yang benar-benar berbeda dengan apa yang terjadi sesungguhnya, demikian pula para pendengar nabi yang mempertahankan ringkasan-ringkasan yang benar-benar berbeda dengan apa yang dikatakan sang nabi.