Terjemahan bebas dari ZetaTalk Chat Q&A for October 19, 2013
.
Ketika kami nyatakan bahwa fase 8 akan melibatkan perubahan-perubahan sosial, kami tidak memberikan detil tentang apa yang mungkin terjadi. Hal ini tentu saja berada di tangan manusia, dan, dengan demikian, bisa jadi berlanjut ke banyak arah, dan tidak berjalan sesuai prediksi, sesungguhnya.
Manusia memiliki kehendak bebas, dan, jika mereka yang condong Mengabdi-Ego mundur lalu hanya tinggal di kantong-kantong mereka, maka alam mereka sebelumnya akan memiliki hasil akhir yang berbeda. Demikian pula, apabila mereka yang condong Mengabdi-Kebaikan di wilayah itu terbukti lemah hati, kurang memiliki keberanian, maka hasil akhir yang telah diharapkan dapat tertunda.Telah kami nyatakan bahwa polarisasi orientasi spiritual akan berlanjut dengan cepat, yang mana telah terjadi selama bertahun-tahun.
Telah kami nyatakan bahwa migrasi orang-orang yang kelaparan dan tenggelam akan dihalang-halangi oleh negara-negara dan tempat-tempat lokal yang memiliki posisi lebih baik.
Sudah jelas bahwa resistansi terhadap imigrasi telah mengetat di Australia, yang kini mengirim seluruh isi kapal yang berisi imigran ilegal ke Papua Nugini.
Sudah jelas bahwa China telah memperkuat patrolinya di perbatasan-perbatasan, dan berniat untuk bergeming. Telah kami laporkan bahwa Obama telah memberi tahu negara-negara di Asia dan Amerika Tengah untuk tidak mengharapkan rumah baru di AS ketika banjir merusak tanah-tanah mereka. Banyak negara di Eropa juga telah mulai memaksa para imigran untuk kembali ke negeri-negeri asal mereka, atau membatasi imigrasi.Banyak orang di pihak penguasa yang memberanikan diri untuk menghadapi apa yang mereka anggap akan menjadi kerusuhan-kerusuhan setelah pengumuman yang mengakui kehadiran Nibiru, aka Planet X.
Telah kami prediksikan bahwa publik akan bereaksi tertegun dalam rasa syok, dan hanya akan bertahap dalam memulai persiapan-persiapan survival atau memaksakan diri pindah ke wilayah-wilayah aman.Namun, tetap saja trend-trend ini akan muncul.
Elemen masyarakat yang kemungkinan sekali akan membuat keributan paling keras adalah mereka yang bergantung pada layanan-layanan sosial, yang dapat mengantisipasi akan ditinggalkan tanpa harapan.Pihak penguasa dapat diekspektasi akan bereaksi kasar. Sementara kualitas tenaga kerja bisa jadi akan terseret kedalam ketidakcakapan karena mereka yang mampu mendirikan tempat-tempat survival--mereka yang banyak akal dan dapat diandalkan--akan mengundurkan diri untuk melakukannya (mendirikan tempat survival--pen.).
Berita Lokal
Berikut berita tentang mengerasnya penanganan Australia dalam antisipasi terhadap para imigran gelap dari atau melalui Indonesia. Ini hanya satu saja dari sekian banyak hal yang dapat memicu perubahan-perubahan sosial signifikan Tahap 8 dalam kancah perpolitikan Indonesia.
Koalisi Australia akan Rangkul WNI Tangani Pencari Suaka, 28 Agt. 2013: Partai Koalisi akhirnya mengungkapkan rencananya mengenai kerjasama kawasan untuk menghentikan pencari suaka. Koalisi menganggarkan AUS$420 juta untuk mendukung kebijakannya termasuk membayar penduduk Indonesia yang memberikan informasi tentang pencari suaka dan membeli kapal yang akan disewa para pencari suaka. Rencana itu juga mencakup peningkatan jumlah aparat kepolisian Australia (AFP) yang bekerja di luar negeri, untuk meningkatkan kemampuan SAR Indonesia serta menambah kekuatan pertahanan perbatasan Australia. Pemimpin oposisi, Tony Abbott dan juru bicara imigrasi Scott Morrison menjelaskan secara rinci rencana mereka di Darwin setelah Abbott sepanjang pagi melakukan pertemuan dengan tentara dibarak Robertson. Morrison mengatakan skema yang ada saat ini tidak mendapat cukup dukungan dari penduduk lokal di Indonesia. "Kita ingin memiliki program yang menjangkau lebih dari 100 desa di Indonesia,” katanya. http://news.detik.com/read/2013/08/23/162519/2338914/1513/koalisi-australia-akan-rangkul-wni-tangani-pencari-suaka
Akademisi: Abbot Jangan Ajari Penduduk Indonesia Jadi Mata Mata, 29 Agt. 2013 : Pernyataan pemimpin oposisi Australia, Tony Abbot yang ingin membayar warga Indonesia untuk memberikan informasi tentang pencari suaka, dikritik akademisi Indonesia sebagai upaya mengajari penduduk menjadi mata mata. Akademisi Universitas Indonesia yang juga pengamat hubungan luar negeri dan hukum internasional, Hikmahanto Juwono kepada Radio Australia berpendapat rencana kebijakan pemimpin oposisi itu hanya akan membuat Indonesia tidak akan kondusif. Juwono juga berharap Pemerintah Indonesia menolak bantuan semacam itu karena akan menimbulkan adu domba antar warga. “Demi uang, tidak akan memberikan kenyamanan bagi orang asing,” jelas Juwono. “Dan demi uang, masyarakat akan menyampaikan setiap orang asing ke imigrasi atau polisi, menyampaikan bahwa dia ini pencari suaka,” lanjutnya. Menurutnya Juwono, rencana pemimpin oposisi Tony Abbot yang kini sedang bersaing dengan rivalnya Kevin Rudd untuk kampanye pemilu memperebutkan kursi Perdana Menteri Australia itu hanya mengajari rakyat menjadi mata mata. ttp://www.republika.co.id/berita/internasional/abc-australia-network/13/08/29/ms4kq5-akademisi-abbot-jangan-ajari-penduduk-indonesia-jadi-mata-mata