Interaksi-interaksi di antara entitas menjadi berubah dan lebih rumit selama di alam Densitas ke-4, dan banyak entitas yang telah menyelesaikan keberadaan mereka di alam Densitas ke-3 sudah beroperasi dalam mode ini (spiritual Densitas ke-4--pen.).
Yang mengikuti perkembangan kapasitas untuk berempati adalah tekad untuk mengetengahi, untuk menyelamatkan. Dan, sebagai tambahan untuk tekad ini, si entitas mulai melakukan upaya-upaya kerja sama--dimana jumlah keseluruhan lebih besar dari pada bagian-bagiannya saja.
Pertukaran sosial yang rumit menyajikan kepada para entitas yang baru terbentuk ruhnya dengan situasi-situasi yang memerlukan kompromi jika ada tujuan-tujuan yang harus dicapai, dan perlu menaklukkan hasrat-hasrat pribadi agar yang lainnya dapat diselamatkan atau agar grup secara keseluruhan dapat mengambil manfaat.
Sementara, entitas yang condong Mengabdi-Kebaikan bergerak terus ke arah ini, entitas yang Mengabdi-Ego bereaksi terhadap kerumitan sosial yang lebih besar ini jauh lebih ke arah lama yang sama, (dengan memikirkan) "Apa manfaatnya buat saya." Karena entitas-entitas di sekeliling entitas yang Mengabdi-Ego yang baru muncul (di alam Densitas ke-4) itu sedang belajar berkompromi dan berdamai (dengan kecenderungannya), teknik bagi entitas Pengabdi-Ego untuk mendapat keuntungan lebih banyak bagi dirinya sendiri adalah, pada dasarnya, manipulasi.
Karena grup-grup entitas Pengabdi-Kebaikan yang baru bermunculan sedang terbentuk, entitas Pengabdi-Ego yang baru muncul juga menyetem keahlian-keahlian manipulasinya untuk memanipulasi grup-grup.Orientasi-orientasi spiritual, bahkan di dalam alam Densitas ke-3, dibangun di jalan-jalan yang berbeda, dan polarisasinya meningkat seiring dengan perkembangan mereka. Tiba di alam Densitas ke-4, entitas pemula, dengan demikian, sudah bereaksi terhadap dan merespon yang lainnya di sana, memajukan agenda-agenda pribadinya dan menangani konflik-konflik interpersonal.
Bagaimana kehidupan di Alam Densitas ke-4 berbeda dengan yang telah dialami si entitas ketika di alam Densitas ke-3?
Bagi para Pengabdi-Ego, keberadaan spiritual (ruh) mereka pada dasarnya membeku sementara keberadaan intelektual mereka berkembang. Bagi para Pengabdi-Ego bahkan ada lebih sedikit permainan dipengaruhi-mempengaruhi dan manipulasi di kalangan entitas itu ketimbang yang terjadi di alam Densitas ke-3. Hirarki kaku dengan peraturan-peraturan bagi segala hal timbul agar pelajaran-pelajaran dapat berlangsung.
Bagi para Pengabdi-Kebaikan, kearifan spiritual (ruh) mereka terus tumbuh dan bertambah ketimbang terkurangi oleh perkembangan intelektual mereka. (Penekanannya adalah) keahlian-keahlian dalam upaya-upaya tim, dimana individu tidak perlu mengorbankan diri namun dapat belajar dan tumbuh sementara kontribusi diasah.
Kalau fokus di awal alam Densitas ke-3 adalah Sadar Diri, maka menjelang akhir kehidupan di alam Densitas ke-4 dalam orientasi Mengabdi-Kebaikan, fokusnya telah meluas menjadi kesadaran grup.