Jangan Panik. Baca Survival Ekstrim Pergeseran Kutub.

Prediksi ZetaTalk: Gagal Panen

Baca juga:
Urban Survival: Mandiri Kebun Pangan
Makan Apa Ketika Semuanya Habis?


Terjamahan bebas dari ZetaTalk: Crop Failures, written before July 15, 1999

"Sebagaimana telah kami jabarkan di awal,  memasuki bencana-bencana alam dahsyat, cuaca akan menjadi tak bisa diprediksi, dengan badai-badai hujan lebat yang tak diantisipasi, serta kekeringan yang juga tak diantisipasi.
Temperatur-temperatur ekstrim akan dialami. Musim-musim dingin yang tak biasanya hangat, dimana pepohonan dan semak-semak akan mulai bertunas, karena mengira itu musim semi, tiba-tiba terhantam embun beku. 
Demikian pula, pembekuan embun akan datang terlambat, (malah terjadi) di musim semi, hampir memasuki musim panas, mematikan tunas-tunas yang telah menumbuhkan batang-batang mudanya.
Kalau sekarang ini dunia menyeimbangkan situasi-situasi itu dengan mengapalkan tanaman-tanaman pangan ke seluruh dunia, selama tahun-tahun mendekati munculnya kembali Planet ke-12, sang komet raksasa, seluruh dunia akan mengalami cuaca ekstrim.
Tentu saja, menuju bencana-bencana alam dahsyat, tak semua tanaman pangan akan gagal.
Tanaman-tanaman pangan di rumah-rumah kaca akan subur. Kebun-kebun belakang rumah yang dipelihara dengan seksama akan selamat. 
Namun tanaman-tanaman pangan yang menghasilkan uang banyak yang menyuplai daerah-daerah padat penduduk akan sedikit saja menemukan pasar, maka harga-harga pun naik. Pada mulanya, toko-toko yang buka di masa-masa itu akan laku keras. Setelah bebrapa waktu, toko-toko ini akan kehabisan, dan para pemerintah akan gugup. Bantuan-bantuan dari negara-negara yang kondisinya lebih baik ketimbang yang sedang kesulitan akan berhenti. Gesekan tentang masalah-masalah ini akan bertambah tegang pada syaraf-syaraf yang sudah tegang. 
Hingga masa bencana-bencana alam dahsyat, manusia pada utamanya akan berjuang keras dengan metode-metode pertanian dan peternakan yang telah mereka kenal.
Pada umumnya, resistansi terhadap perubahan sangatlah luar biasa, dan peringatan-peringatan tentang pergeseran kutub yang masih pending akan dikesampingkan oleh mayoritas luas masyarakat yang memilih tak memperhatikan tanda-tanda itu ataupun merenungkan apapun yang begitu mengerikan.  
Tak pelak lagi, bencana-bencana alam dahsyat akan menangkap basah hampir setiap masyarakat manusia yang tak menyadari.
Grup-grup yang telah mempersiapkan diri, dan mengandalkan diri mereka sendiri serta mengawasi kebun-kebun mereka dengan cermat, tak akan temui diri mereka terjepit di antara kelaparan dan permusuhan.
Untungnya, tanaman pangan yang paling mudah ditumbuhkan adalah yang paling ekonomis sebagai makanan.  
Manusia mau tak mau harus kembali ke masa lalu dan belajar kembali pelajaran-pelajaran itu.
Kecuali sedikit saja dari mereka yang telah mempersiapkan diri, manusia yang selamat dari bencana-bencana alam dahsyat akan temui diri mereka tanpa makanan.
Di kota-kota, hal ini akan terjadi dengan cepatnya, karena makanan segar maupun beku akan segera membusuk akibat listrik mati, dan makanan kalengan ataupun kering juga tak bertahan lama. Lalu apa? Daerah-daerah terpencil, dimana orang mengira akan menemukan banyak kebun dan ternak, juga tak lebih baik.
Kekeringan serta cuaca tak menentu akan telah mengambil banyak korban jiwa, tanpa perlu memperhitungkan bencana-bencana alam dahsyat itu sendiri.
Berapa lama lagi petani yang kelaparan akan memberi makan pada ternak-ternaknya? Ia akan memakannya serta ternaknya sendiri, dan ketika ia cukup lapar ia akan menghabiskan sisa terakhir sepasang ternaknya serta stok benihnya. Habis.
Jika ada pembaca yang mengira bahwa bercocok tanam dan panen akan berlangsung seperti sebelumnya, mereka harus menyadari bahwa cuaca suram yang mengikuti bencana-bencana alam dahsyat akan sangat merusak tetumbuhan.
Jika tetumbuhan selamat dari kekeringan yang mendahului bencana-bencana alam dahsyat serta hujan batu es dan badai-badai api serta angin-angin kencang yang terjadi selama bencana-bencana alam dahsyat, maka tetumbuhan itu pasti akan selamat dari banjir bah dan kurangnya sinar matahari yang hampir terus-menerus.
Kembalinya kehidupan setelah bencana-bencana alam dahsyat, pada utamanya, bukan dari tanaman maupun hewan domestik, meski ada petani-petani berdedikasi yang berhasil menyelamatkan ternak dan stok benih.
Kembalinya kehidupan adalah berasal dari daerah-daerah alam liar, dari akar-akar kokoh yang terus berupaya tumbuh dan benih-benih tercecer yang terus bertunas. Sementara itu, manusia kelaparan."
All rights reserved: ZetaTalk@ZetaTalk.com